Sunday 23 March 2014

Contoh Laporan hidrologi Dasar

  BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Praktikum
Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfer dan di permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi. Hidrologi termasuk salah satu cabang ilmu geografi fisik dan sudah mulai dikembangkan oleh para filsuf kuno, antara lain dari Yunani, Romawi, Cina, dan Mesir. Air dianggap sebagai bagian dari unsur utama bersam-sama dengan bumi, udara dan api. Demikian juga Indonesia, pengetahuan tentang air, terutama aliran sungai telah menjadi unsur yang penting dalam merencanakan tata ruang pada zaman Sriwijaya dan Majapahit sesuai dengan perkembangan teknologi dizaman itu. Pengetahuan tentang aliran sungai telah digunakan untuk banyak kegiatan antara lain pertanian, perhubungan, dan bahkan untuk pertahanan Negara.
Pergerakan air di bumi, secara umum dapat dinyatakan sebagai suatu rangkaian kejadian biasanya disebut siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan suatu system yang tertutup, dalam arti bahwa pergerakan air pada system tersebut selalu tetap berada didalam sistemnya. Siklus hidrologi terdiri dari enam sub system yaitu:
1.         Air di atmosfer
2.         Aliran permukaan
3.         Aliran bawah permukaan
4.         Air tanah
5.         Alira Sungai atau saluran terbuka
6.         Air di lautan dan air genangan.
Untuk tujuan operasional maka ruang lingkup hidrologi, antara lain meliputi pekerjaan :
a.         Mengumpulkan dan memproses data hidrologi hasil pengukuran di lapangan sebagai data dasar hidrologi yang biasa datanya disusun pada suatu buku publikasi (year books).
b.         Menganalisis proses hidrologi.
c.         Maramalkan kejadian hidrologi seperti banjir dan kekeringan.
d.        Memperkirakan  keseimbangan air.
e.         Memperkirakan laju sedimentasi.
f.          Memecahkan berbagai masalah pengelolaan sumber air.
Mengingat luasnya lingkup ilmu pengetahuan hidrologi, maka diperlukan pengetahuan panjang seperti ilmu tentang hidrolika, geologi, geografi, meteorology, dan sebagainya. 
B.       Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam praktek ini adalah:
a.         Bagaimana cara menghitung debit air
b.         Bagaimana cara menganalisisnya.
C.      Tujuan
1.    Tujuan Umum Praktikum
Pelaksanaan praktek lapangan ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa menerapkan dan membandingkan antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang didapat dilapangan serta tampil memecahkan masalah yang berhubungan dengan mata kuliah Hidrologi Hidrografi, serta diharapkan dapat membentuk dan menumbuhkan sikap cinta lingkungan sekitarnya.
2.    Tujuan Khusus Praktikum
Pelaksanaan praktek lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1.         Mengenal alat dan metode hidrologi dilokasi praktek lapang
2.         Mengidentifikasi fenomena hidrologi dilapangan.
3.         Menganalisa fenomena run off dilapangan.
4.         Mengukur kecepatan arus dan menghitung debit sungai dilokasi praktek lapang.
5.         Menganalisa ketersediaan air tanah dilokasi praktek lapang,
6.         Mengenal cara melakukan survay hidrologi,
7.         Membuat suatu analisa tentang prospek hidrologi kaitannya dengan keadaan lingkungan dilokasi praktek lapang.
D.    Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktek  lapangan ini yaitu : untuk mengetahui cara perhitungan debit air, menganalisa ketersediaan air tanah di lokasi praktek lapang dan  prosedur kerja lapangan.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Hidrologi.
Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan dengan air di bumi,sorotan khusus pada properties, fenomena dan distribusi air di daratan. Khususnya mempelajari kejadian air di daratan ,diskripsi pengaruh bumi terhadap air , pengaruh fisik terhadap daratan dan mempelajari hubungan air dengan kehidupan di bumi. (linsley et al, 1949 ).
Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Asdak,1995).
B.     Air.
Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat berharga . tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan di permukaan bumi ini. Disamping mempunyai manfaat biologis juga mempunyai daya energy yang berupa daya angkut dan pukul. Energi air dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang kebutuhannya,tetapi kadang-kadang air menjadi tenaga perusak. Tetesan hujan dan aliran air dapat menyebabkan kerusakan tanah (erosi) dan sedimentasi. Hujan dan aliran air yang berlebihan dapat mendatangkan bencana banjir yang sering merugikan harta maupun jiwa manusia.
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak, 1995).
C.      Sirkulasi
Lapisan di dalam bumi yang dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan pembawa air, pengantar air atau akuafir yang biasanya dapat merupakan penghantar yang baik yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di daerah tertentu, lava dan batu gamping.
Penyembuhan atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah hujan, yang sebagian meresap kedalam tanah, bergantung pada jenis tanah dan batuan yang mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada tanah yang jarang dan ada tanah yang kedap. Kesarangan (porositip) tidak lain ialah jumlah ruang kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen. bahan yang dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau batuan merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati pasir kasar dengan kecepatan antara 10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng angka ini lebih kecil, tetapi dalam kerikil lebih besar.
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer  ke  bumi  dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar  matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
a.    Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
b.    Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c.    Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang.

1.    Siklus pendek

Dalam siklus pendek, air laut mengalami pemanasan dan menguap menjadi uap air.Pada ketinggian tertentu uap air mengalami kondensasi menjadi awan. Bila butir-butir embun air itu cukup jenuh dengan uap air, hujan akan turun di atas permukaan laut.

2.    Siklus sedang

Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.

3.    Siklus panjang

Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan (Anonim,2010).
D.      Presipitasi
Presipitasi adalah istilah umum untuk semua bentuk hasil kondensasi uap air yang terkandung di atmosfer. Uap air selalu ada diatmosfer meslipun udara tak berawan. Presipitasi selalu trejadi jika ada pendinginan udara sehingga menyebabkan kondensasi.
Factor utama terjadinya presipitasi adalah:
a.    Masa uap air
b.    Inti-inti kondensasi (partikel debu, Kristal, garam dan lain-lain),
c.    Pendinginan udara karena pengangkatan udara.
Berdasarkan cara terjadinya presipitasi dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu:
a.    Presipitasi siklonik.Terjadi karena naiknya udara dan dipusatkan kearah tekanan rendah.
b.    Presipitasi konvektiv.Terjadi karena udara panas naik ke lapisan udara yang lebuh tinggi dan dingin.
c.    Presipitasi orografik.Terjadi akibat naiknya udara yang disebabkan oleh rintangan pegunungan.
Menurut bentuk presipitasi, presipitasi dapat dibedakan menjadi :
a.    Drizzle : presipitasi yang terdiri dari butir-butir air yang berdiameter kurang dari 0, 02 milimeter dan intensitasnya kurang dari 0,4 mm perjam.
b.    Rain (hujan): bentuk presipitasi dengan ukuran butir lebih dari 0, 02mm
c.    Glaze : presipitasi yang berupa es yang terbentuk dari hujan atau drizzle yang membeku akibat kontak dengan objek dingin.
d.    Sleet : terbentuk apabila butir-butir hujan sewaktu jatuh mengalami pembekuan akibat udara yang dingin (32 derajat F).
e.    Snow : presipitasi dalam bentuk Kristal es.
f.      Hail : presipitasi dalam bentuk bola-bola es, diameter lebih daru 0,2 inch.
Factor penting yang berpengaruh terhadap variasi presipitasi di suatu daerah adalah :
a.    Letak garis lintang
b.    Ketinggian tempat
c.    Jarak sumber uap air
d.   Posisi daerah terhadap kontinen
e.    Arah angin
f.     Posisi daerah terhadap pegunungan
g.    Suhu relative daratan dan lautan
Hujan merupakan masukan utama dari daur hidrologi dalam DAS. Dampak kegiatan pembangunan terhadap proses hidrologi sangat dipengaruhi intensitas, lama berlangsungnya, dan lokasi hujan. Perencanaan dan pengelolaan DAS Karen itu harus mempertimbangkan pola presipitasi dan sebaran geografinya.
Pola curah hujan dipengaruhi oleh:
a.    Elevasi atau ketinggian
b.    Kemiringan lokal
c.    Orientasi kemiringan
d.   Jarak sumber kelengasan
e.    Derajat keterbukaan.
(Sudarmadji,1997 )



E.       Intersepsi
Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh :
a.    Sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama hujan),
b.    Kecepatan angin
c.    Jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk).
F.       Throughfall, Crown drip, steamflow
Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tahuk, bagian hujan ini di sebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera tetes sebagai Crown Drip. Steamflow adalah aliran air hujan yang lewat batang, besar kecilnya steamflow dipengaruhi oleh:
a.    Struktur batang
b.    Kekasaran kulit batang pohon.
Steamflow akan segera menjadi overlandflow. Bila mana tumbuhan bahwa tidak baik, elemen akan menjadi tenaga erosi yang potensial, sering nampak disekitar batang pohon muncul dipermukaan tanah.
G.      Kelengasan tanah
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh pengupan melalui permukaan tanah,transpirasi dan perlokasi. Pada saat kelengasan tanah dalam kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah. Masing-masing batuan mempunyai porositas yang berbeda-beda.
H.      Simpanan permukaan
Simpanan permukaan initerjadi pada depresipada permukaan tanah, perakaran pepohonan, atau di belakang pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat atau menunda bagian hujan mencapai/limpasan permukaan dan memberi kesempatanbagi air untuk melakukan infiltrasi dan evaporasi.(Sudarmadji,1997 )
I.         Air tanah
Air bawah tanah yang sepenuhnya ada di zona jenuh di kenal sebagai air tanah. Air tanah terdapat pada ormasi geoogi yang permeabel yang mampu menyimpan dan memindahkan air dalam jumlah yangcukup sampai besar dikenal dengan akifer. Akifer ini dapat dikatakan sebagai reservoir air tanah, air tanah dapat mempertahankan diri karena imbuh air dari air yang mengalami perlokasi dari lapisan tanah bagian atas selama dan sesudah hujan atau imbuh dari aliran lateral mengikuti gradient hidrolik dari daerah sumber yang lain.
Bila muka air tanah cukup tinggi dibandung permukaan air sungai, air tanah muncul sebagai rembesan atau mata air. Aliran dasar inilah yang biasanya memelihara aliran sungai dalam DAS sewaktu periode musim kemarau (suyono,1997).
Kebanyakan air tanah berasal dari air hujan yang meresap, dan perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir lengsung dalam tanah dan bergabung dengan air sungai. banyaknya air yang meresap ketanaha bergantung pada waktu dan ruang, kecuraman lereng, kondisi material, permukaan tanah serta banyaknya vegetasi juga bcura hujan. meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi mineral impermiabel, persentase air megalir dipermukaan lebih banyak daripada meresap kebawah. begitupun sebaliknya sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah.
Akifer ditemukan pada sejumlah lokasi. defositr glacial, pasir, kerikil, kipas alluvial, dataran banjir. merupakan sumber air yang sangat baik. pada suatu alkifer, air tanah menempati lubang batuan yang dikenal sebagai Pori, patahan, maupun lubang yang besar. Lubaang-lubang yang besar merupakan ciri formasi batu kapur berupa pori yang berukuran kapiler. Aliran melalui pori adalah laminar. Kapasitas penyimpanan/cadangan air suatu bahan ditujukan dengan porositas (Anonim,2010).   
Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeable (tembus air), yang dikenal sebagai akifer (juga disebut reservoir air tanah, formasi pengikat air, dasar-dasar yang tembus air) yang merupakan fotmasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lingkungan yang biasa.
 Air tanah juga ditemukan pada akiklud (dasar semi permeabel) yang mengandung air tetapi tidak mampu memindahkan jumlah air yang nyata (seperti liat). Akifer ditemukan pada sejumlah lokasi. Deposit glacial pasir dan kerikil, kipas alluvial daratan banjie dan deposit delta pasir semuanya merupakan sumber-sumber air yang sangat baik.
Pada suatu akifer, air tanah menempati lubang batuan yang dikenal sebagai pori (atau celah suatu klasifikasi celah yang baik disajikan oleh Ward, 1967). Patahan maupun lubang yang besar. Retakan mungkin terdapat dalam batuan kristalin maupun batuan padat dan mungkinmmepunyai ukuran kapiler maupun super kapiler. Air yang disimpan dalam retakan disebut air celah dan air retakan. Lubang-lubang yang besar merupakan ciri formasi batu kapur dan kadangkala batuan gunung api. Kalau air yang melalui retakan adalah sebagaian besar laminar dan sebagian turbelen, aliran air melalui lubang-lubang yang besar adalah turbulen (Subagyo, 2000).
J.        Evaporasi dan transpirasi
Evaporasi adalah proses berpindahnya air dari permukaan tanah dan air menjadi uap air atau gas ke atmosfer. Evaporasi air melalui stomata daun adalah transpirasi sedangkan evapotranspirasi terjadi pada lahan atau perairan yang tertutup vegetasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi evaporasi:
a.    Perbedaan tekanan uap
b.    Suhu udara
c.    Angin
d.   Tekanan atmosfer
e.    Kualitas air
f.     Permukaan bidang evaporasi
Evaporasi dari tanah, vegetasi dipengaruhi oleh factor-faktor yang sama tetapi ada pertimbangan khusus, yaitu mempehatikan keadaan tanah dan vegetasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi transpirasi:
a.    Factor fisologis tumbuhan
Factor fisiologis tumbuhan yang mempengaruhi transpirasi adalah kepadatan dan perilaku stomata, struktur daun dan penyakit tumbuhan.
b.    Factor lingkungan
Suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin yang tingi cenderung mempertinggi transpirasi, kecuali bila kandunganir sekitar akar keadaannya terbatas.
1.    Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi.  Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air.  Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di  bawah  permukaan  tanaman,  dibelakang pori-pori daun dan cabang.  Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut.
 Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke uadara dari permukaan daun/tajuk vegetasi.  Oleh karenanya, faktor-faktor yang mengendalikan besar kecilnya transpirasi suatu vegetasi adalah sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, yaitu radiasi panas matahari, suhu, kecepatan angina, dan gradient tekanan udara.  Dalam hal ini, besarnya transpirasi, dalam batas tertentu, juga dipengaruhi oleh karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku pori-poeri daun, dan lain-lain.
Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi. Tegangan yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan ke xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih besar dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar (Foth, 1994).
2.    Evapotranspirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori.
Air yang mempunyai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam tanah atau melintas diatas pemukaan tanah.  Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan.  Hilangnya dalam bentuk evaporasi yaitu proses dimana air menjadi uap, dan transpirasi yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman.
Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam pengkajian-pengkajian hidrometeorologi.  Pengaruh langsung evaporasi dan evaportranspirasi dari air ataupun permukaan lahan yang benar adalah tidak mungkin pada saat ini.  Akan tetapi, jika keragaman waktu evaporasi permukaan maka air bebas berbanding langsungdengan radiasi bersih, kita dapat mengharapkan nilai-nilai maksimum pada siang hari.
Evaportranspirasi akan berlangsung hanya bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata tanaman dan permukaan tanah, lebih dekat pada fase dengan radiasi matahari karena hanya sedikit panas disimpan oleh tanaman dan juga karena  stomata  menutup  pada malam hari.   Evaportranspirasi  ini
Biasanya dipengaruhi oleh faktor meteorologi, geografi dan lainnya seperti kandungan lengas tanah, karakteristik kapiler tanah, jeluk muka air tanah (Suyono,1997).
Gambar 2.2 Neraca Air Pada Daerah Aliran Sungai
Neraca air tersebut di atas menganggap tidak adanya masukan atau keluaran air dari DAS yang disebelahnya. Kalau ada masukan ataupun keluaran yang terjadi karena keadaan struktur geologi dan litologinya (batuan) maka persamaan neraca air ditulis dengan persamaan :
P + Qsi = Qo + Qso + Ea + ΔS
Keterangan :
Qsi= Aliran masuk bawah permukaan (Transbasin Ground Waterinflow)
Qso = Aliran keluar bawah permukaan (Transbasin Ground water Outflow)
Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu.  Neraca masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca air (water balance).  Karena air bersifat dinamis maka nilai neraca air selalu berubah dari waktu ke waktu sehingga di suatu tempat kemungkinan bisa terjadi kelebihan air (suplus) ataupun kekurangan (defisit).  Apabila kelebihan dan kekurangan air ini dalam keadaan ekstrim tentu dapat menimbulkan bencana, seperti banjir ataupun kekeringan.  Bencana tersebut dapat dicegah atau ditanggulangi bila dilakukan pengelolaan yang baik terhadap lahan dan lingkungannya.
Dalam perhitungan neraca air lahan bulanan diperlukan data masukan  yaitu curah hujan bulanan (CH), evapotranspirasi bulanan (ETP), kapasitas lapang (KL) dan titik layu permanen (TLP).  Nilai-nilai yang diperoleh dari analisis neraca air lahan ini adalah harga-harga dengan asumsi-asumsi : (1) lahan datar tertutup vegetasi rumput, (2) lahan berupa tanah dimana air yang masuk pada tanah tersebut hanya berasal dari curah hujan saja dan              (3) keadaan profil tanah homogen sehingga KL dan TLP mewakili seluruh lapisan dan hamparan tanah (Anonim,2010).

BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A.      Lokasi Praktikum
Praktek hidrologi ini dilaksanakan di kanal Leang-leang Desa sege-segeri Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
B.       Alasan Pemilihan Lokasi
Karena di tempat ini memiki sungai yang alirannya cukup deras dan cocok untuk dilakukan pengukuran di tempat ini.
C.      Waktu Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktek lapang hidrologi dasar ini dilaksanakan pada hari Minggu, 16 Mei 2010.
D.      Alat dan Bahan
Tabel 3.1 tabel alat dan bahan praktek lapang
No
Alat dan bahan
Kegunaan
1
GPS
Untuk melacak mengenai kordinat/penunjuk suatu lokasi jalan (navigasi)
2
Roll meter
Untuk mengukur panjang jalan
3
Botol aqua, 3 buah
Dipakai untuk mengukur arus air
4
Selang 25 meter
Dipakai mengalirkan air
5
Patok bambu
Digunakan menghitung jarak batas
6
Kompas Geologi
Untuk menetukan arah serta kemiringan dalam pekerjaan geologi
7
Kompas biasa
Untuk membidik objek seerta arah yang akan  dilalui
8
Tali rapiah
Untuk mengetahui ketinggian air dalam sumur
9
Alat tulis menulis
Untuk mencatat hasil pengukuran/ data
10
Peta RBI Bantimurung
Untuk melihat lokasi praktek pada peta
Sumber :proposal dari praktek lapang.
E.       Teknik Pelaksanaan Praktek lapang
Beberapa kegiatan dalam praktek lapangan yang dilaksanakan selama berada di lokasi, merupakan suatu usaha yang mengarah kepada apa yang sudah menjadi tujuan praktek lapangan.
Adapun yang menjadi kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama di lokasi, antara lain adalah :
1.    Observasi Lapangan
Kegiatan observasi lapangan ini adalah merupakan suatu kegiatan pokok dalam pelaksanaan praktek lapangan. Dan juga merupakan langkah awal yang harus ditempuh dalam usaha menuangkan apa yang tampak di mata kita ke dalam lembaran kertas yang berbentuk laporan hasil praktek. Observasi lapangan ini dilaksanakan pada pagi sampai siang hari, dengan tujuan mencari fakta dari apa yang kita pelajari dalam teori kemudian dicocokkan dengan fakta yang kita peroleh. Dan observasi ini dilakukan dengan cara :
a.         Road Travers. Cara ini dilaksanakan dengan mengikuti jalan menuju ke Bantimurung.
b.        Metode Operasional Peralatan. Dalam hal ini diperlukan ketelitian perlaksanaan metode kompas atau JPS  karena  kita menententukan letak lokasi tempat praktek atau observasi.
c.         Pengukuran.  Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan data pengukuran yang dibutuhkan dalam hal ini data debit air, kecepatan aliran, dan kedalaman air serta panjang aliran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran tersebut.
a. Menentukan tempat pengambilan data/pengukuran
b. Menentukan posisi lokasi pengukuran dengan JPS
c. Mengukur lebar saluran dengan menggunakan meteran
d. Mengukur panjang saluran yang ingin diukur.
e. Membagi lebar saluran menjadi dua bagian dengan lebar yang sama.
f. Mengukur kedalam air saluran
g. Mengukur kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung.
 h. Mengukur kemiringan saluran dengan menggunakan slang
F.      Teknik Pengambilan Data
Adapun teknik pengambilan data yaitu :
1.    Memilih tempat yang memungkinkan pengamatan seluruh   keadaan permukaan air, batas terendah dan batas tertinggi.
2.    Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3.    Mempersiapkan 4 bambu yang masing-masing dipasang di sisi kiri kanan dan dua bagian tengah.


 




Gambar 3.1  Penampang sungai
4.          Mengukur dari balok sepanjang 20 meter
 




Gambar 3.2 Aliran 
5.             Mengukur jarak antara satu balok ke balok yang lain dan juga kedalaman tiap patok yang ditancapkan.
6.             Mempersiapkan aqua yang berisi air lalu membiarkannya dibawa arus lalu dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai jarak 20 meter.
7.             Mengukur kemiringan/ beda tinggi dengan menggunakan selang dengan cara membentangkan selang sejauh 20 meter , lalu melihat beda jauhnya.

G.    Teknik analisis data
            Untuk menghitung debit air :
        Q = A x V dimana V = s/t
        Metode Manning =  A x V dimana V = ½ M  x R2/3 x S ½
        Dan untuk mencari R = A/P
       Ket. :
            A = Luas penampang
            V = Kec. Arus
            s = Jarak
            t  = waktu
            R = Radius Hidrolit
            P = Luas kemiringan
                        Untuk mencari n : beda tinggi permukaan air / jarak





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.       Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel IV. Hasil pengukuran arus
No
Pengukuran (s)
∑ (s)
I (s)
II (s)
III (s)
1
2,8
1,14
1,32
5,26
2
1,27
1,30
1,31
3,88
3
1,24
1,27
1,29
3,8
Rata-rata
4,31
Sumber : pengukuran dan perhitungan kecepatan arus di lapangan
Q=A.V
1.         perhitungan kecepatan
V = s/t
    = 20/1,44
    =  13,89 m/s




2.         Perhitungan luas penampang
A = ……………..?
Untuk luas penampang bagian a :
a = ½ a.t
   =1/2x2,5x2,4
   = 2,46 m
Untuk luas penampang bagian b :
b = PxL
   = 2,75x2,3
   = 6,325 m
Untuk penampang bagian c
c= PxL
   = 2,7 x 1,5
   = 4,05 m
Untuk penampang bagian d
d = ½ a.t
   = ½ x1,5x 2
   = 1,5 m
Luas penampang total A : 2,46 m + 6,32 m + 4,05 m + 1,5 m = 14,33 m
Q = ………… ?
Q = A x V
Q = 14,33 x 0,072
    =  1,03176 m/s





Gambar 4.1 permukaan kanal

Perhitungan pada Sumur:
d sumur = 80
r = ½ x d
r = ½ x 80
r = 40
L =
L = 3,14 x (40)2
L = 3,14 x 1600
L = 5024 cm
L= 50,24 m2
T air permukaan= kedalaman air – tinggi permukaan sumur terhadap tanah
T = 5, 45m – 2,45m
T = 3 meter




Gambar 4.2  sumur
B.       Pembahasan
1.      Lokasi 1 kanal
     Berdasarkan hasil analisis data kecepatan kuat arus yang di dapat adalah 13,89 m/s dengan menggunakan rumus V=s/t.
Dimana :V= kecepatan (m/s )
                     S= jarak (m)
                 t= waktu  (s )
Dari data di atas kemudian bahwa debit air kanal sebanyak 230,23 m3/s  kecepatan air pada kanal tersebut adalah 0,24 m/s karena pada saat itu Dari data diatas dapat diketahui  bahwa  kecepatan aliran pada kanal tersebut adalah 13,89 m/s, airnya sedang surut semakin tinggi debit ait maka semakin cepat pula kecepatan aliran, begitupun sebliknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa tinggi debit air berbanding lurus dengan kecepatan aliran. Luas pemampang kanal berbeda beda dan luas penampang kanal adalah 14,33 meter. dan debit air total pada kanal tersebut adalah 1,03176 m/s.
2.      Sumur .
Berdasarkan dari hasil pengamatan Didesa ini airnya keruh disebabkan oleh sering terjadinya hujan. Berdasarkan keterangan warga setempat  air  tersebut hanya di gunakan untuk mandi dan mencuci saja tapi tidak digunakan untuk masak. Air yang digunakan untuk masak biasanya air galon. Luas sumur adalah 50,24 m, sedangkan ketinggian air dari dalam sumur kepermukaan tanah adalah 3 meter. Dengan demikian, air sumur tersebut bisa digunakan untuk mandi dan mencuci.

3.      Lokasi  bantimurung.
Setelah melakukan pengukuran debit air selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Bantimurung di lokasi ini kami melakukan pengamatan terhadap sumber mata air yang di lokasi tersebut. Dalam pengamatan di lokasi ini, factor utama adanya sumber mata air yaitu pelarutan batu gamping yang disebabkan adanya H2CO3 (asam karbonat) yang berasal dari proses reaksi antara air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Air ini berasal dari air hujan sedangkan CO2 berasal dari atmosfer dan proses dekomposisi bahan organik. Asam karbonat mengalami disosiasi sehingga terbentuk HCO3-1 (asam dicarbonat) proton H+1. Setelah disiosiasi proton (H+1) bereaksi dengan CaCo3 (kalsium karbonat). proses reaksi ini menyebabkan kalsium keluar dan digantikan posisi oleh H+ sehingga terbentuk asam dikarbonat ke II, sehingga batu gamping benyak terdapat retakan( dialoks) kalau berlangsung terus, semakin lama lubang itu membantu pipa lorong dalam batuan sehingga menyebabkan air masuk jika terjadi hujan, dan bila mendapat lapisan kedap air maka akan membentuk mata air.Faktor lain, pola pelapisan batuan gamping, terumbu dan karang. saat bahan batuan dibawah permukaan laut terdapat pengemdapan unsur-unsur yang mengalami pelarutan sehingga menjadi bahan sisa. Selain faktor tersebut diatas, juga dipengaruh oleh beberapa faktor antara lain: Vegetasi, iklim, jenis batuan, geologi, morfologi, tanah dan aktivitas manusia. 




























BAB V
PENUTUP

A.      SIMPULAN
Setelah dari praktek lapang ini kami dapat mengetahui bagaimana cara menghitung debit air yang ada pada tempat tersebut kemudian dapat menganalisisnya hingga bisa membandingkan teori yang telah didapatkan dibangku kuliah  dengan kenyataan dilapangan. Selain itu mahasiaswa dapat mengenal alat dan metode hidrologi dilokasi praktek, dapat mengidentifikasi fenomena hidrologi di lapangan serta mahasiswa juga dapat menghitung dan menganalisis kecepatan arus dan menghitung debit air sungai setelah mendapatkan data dari lapangan 
Berdasarkan dari hasil pengukuran debit air maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi debit maka semakin cepat pula aliran pada saluran/sungai. Faktor yang mempengaruhi adanya sumber mata air adalah pelarutan batu gamping, pola pelapisan batuan, vegetasi, iklim, jenis batuan, geologi, morfologi, tanah dan aktivitas manusia.
B.       SARAN
Sebaiknya dalam melakukan praktek lapang apapun diharapkan kepada para teman agar lebih memperhatikan dan lebih teliti dalam malakukan pengukuran dan pengambilan data agar nantinya dalam pembuatan laporan tidak mengalami kesulitan.






DAFTAR PUSTAKA

Anonim : http/www. Air tanah. Com. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010
Anonim : http/www. Neraca air. Com, diakses pada tanggal 5 juni 2010
 Anonim : http//www. Siklus hidrologi.com. Diakses pada tanggal 5 Juni 2010
Subagyo, Sentut..tt. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan Universitas Gadja Mada.

Sudarmadji. Suyono. 1997. Hidrologi Dasar. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta

                  














LAMPIRAN

Gambar.2  foto peserta praktek sedang menghitung kecepatan arus

Gambar.3 foto peserta praktek sedang mengukur luas penampang kanal
Gambar.4   foto peserta praktek lapang sedang mengukur kedalaman sumur


Gambar.5  foto peserta praktek lapang bersama dengan dosen mata kuliah


No comments:

Post a Comment