HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi
Dasar dengan Judul Praktikum “Pengaruh Suhu
Terhadap Aktifitas Organisme” disusun oleh :
Nama : Gotot
Eko Junarto
NIM : 101314008
Kelas/Kelompok : B/III
Jurusan : Kimia
telah
diperiksa secara seksama
oleh Asisten dan Koordinator
Asisten maka dinyatakan di terima.
Makassar, Januari
2010 Koordinator
Asisten Asisten
M.RISWAN RAMLI M.RISWAN
RAMLI
NIM.
081404038 NIM. 081404038
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
Dr.A.Mu’nisa ,S.Si.M.Si
NIP. 1972082 6199802 2 001
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darimanakah asal usul kehidupan
ini ? Adalah sebuah pertanyaan dari abad ke abad. Pertanyaan ini menimbulkan
banyak reaksi dari para ahli yang berkecimpung di bidang ini. Selanjutnya
pemahaman mereka kita kenal dengan teori abiogenesis, teori biogenesis, dan
disusul teori oparin. Untuk membuktikan kebenaran teori mereka, mereka kemudian
melakukan percobaan. Dari hasil percobaan, teori biogenesis muncul sebagai
pemenang. Hal ini karena hasil dari percobaan para pendukungnya masuk akal dan
dapat dibuktikan secara ilmiah. Para pendukung teori ini adalah Francesco Redi,
Lazarro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
Diantara para ilmuwan yang telah
meruntuhkan teori abiogenesis dengan melakukan percobaan, dan yang paling
terkenal adalah teori Lazarro Spallanzani, yang menggunakan air kaldu sebagai
bahan percontohan. Air kaldu ini dimasukkan ke dalam beberapa tabung dan tabung
ada yang dipanasi dan ada yang tidak, dan ada yang ditutup dan ada yang tidak,
ada yang dipanasi sekaligus ditutup. Akhirnya setelah beberapa hari Lazarro
Spallanzani mendapatkan hasil bahwasanya air kaldu yang telah dipanaskan dan
ditutup rapat tidak berubah warna dan tidak berbau, itu artinya tidak ada
mikroorganisme dalam tabung yang ditutup rapat dan dipanaskan. Sedangkan pada
tabung yang lain berubah warna dan berbau yakni tabumg yang tidak ditutup dan
tabung yang tidak diberi perlakuan apa-apa. Hal ini tentu saja bisa dibuktikan
oleh orang lain dengan melakukan percobaan tersebut. Sebab, hal ini telah
dibuktikan oleh banyak orang dan pastinya memperkuat pembuktian yang dilakukan
oleh Lazarro Spallanzani. Dari
penjelasan di atas menjadi latar belakang kami melakukan percobaan untuk membuktikan teori
biogenesis, khususnya percobaan yang dilakukan oleh Lazarro Spallanzani dengan
mengambil air kaldu sebagai contoh percobaan.
B. Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan
kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah
dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biolgi, khususnya
menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”
C. Manfaat Pratikum
Memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa tentang langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam
memecahkan masalah biologi dan kebenaran
dari teori para ilmuan.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan “dari manakah asal
kehidupan ?”, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan.
Diantaranya adalah percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran teori
Abiogenesis/Generatio Spontanea dari Aristoteles (Hals.Y,
dkk. 2010 ).
Walaupun telah bertahan selama
ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang
yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan
penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang
tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799),
dan Lazzaro Spallanzani (
Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur
(Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini,
akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham
tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Annilasyiva, 2010).
Sebagai bahan percobaannya,
Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah
labu. Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang
ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi
berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham
Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani
tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air
kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation
spontanea (Annilasyiva, 2010).
Menurut Anonim 2010, teori
biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa mahluk hidup berasal dari
mahluk hidup sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian:
1.
Percobaan Francesco
Redi
Pada tahun 1668, seorang dokter
Italia yang bernama francesco Redi melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa
ulat tidak muncul dari daging yang membusuk melainkan dari telur lalat. Pada
percobaannya, Francesco Redi menggunakan 2 buah toples yang berisi daging.
Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat. Toples kedua diisi dengan
daging dan dibiarkan tebuka. Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada
toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya pada toples kedua dagingnya
mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat
yang terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada
daging tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut kenudian
menetas dan menjadi ulat.
2. Percobaan
Lazarro spallanzani
Penelitian mengenai biogenesis
juga dilakukan oleh oendeta berkebangsaan Italia, Lazarro spallanzani pada
tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh
Leuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Lazarro spallanzani melakukan
percobaan dengan dua buah kaldu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan.
Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15oC
dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien kemudian dipanaskan
mendidih (100oC) dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu
didinginkan dan didiamkan selama 1 minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu
pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak
berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu
kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan
berbau.
3. Percobaan
Louis Pasteur
Percobaan spallanzani
disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari
Prancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi leher kaldu
tidak ditutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher angsa,
sehingga ujumgnya tetap terbuka. Labu leher angsa diisi dengan air kaldu
nutrien, kemudian didihkan hingga steril. Setelah itu labu didinginkan dan
didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih,
meskipun udara dapat masuk ke dalam tabung. Mikroorganisme yang ada di udara
tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher labu yang panjang.
Tetapi jika labu berleher angsa ini dimiringkan sehingga air kaldu bersentuhan
dengan udara yang terperangkap di leher labu, maka beberapa hari kemudian air
kaldu menjadi keruh (Anonim,
2010).
Lazarro Spallanzani membuktikan
bahwa mahluk hidup tidak berasal dari air kaldu, dan mereka berpendapat bahwa
labu yang ditutup tidak terdapat oksigen untuk hidup. Oleh karena itu,
percobaan Lazarro Spallanzani belum berhasil menumbangkan teori abiogenesis (
Kimbal, 1993 ).
Kemudian hasil percobaan Lazarro
Spallanzani diperbaiki oleh Louis Pasteur dengan menggunakan kaca yang
berbentuk leher angsa. Tentunya pada
tabung ini telah dibersihkan. Walaupun udara dapat keluar masuk tabung dalam
air kaldu. Kemudian leher tabuung dipatahkan dan setelah beberapa hari, air
kaldu menjadi keruh dan gagallah usaha untuk mempertahankan pandangan
Abiogenesis/ Generatio Spontanea dari Aristoteles. Lalu, muncullah teori
Biogenesis yang mengatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup yang
sebelumnya (Pratiwi, 1999).
Teori evolusi kimia yang didukung
oleh beberapa ilmuwan mengemukakan pendapat adanya panas dari berbagai sumber,
berbagai energi senyawa-senyawa sederhana ini saling bereaksi membentuk
molekul-molekul yang lebih kompleks. Suatu keadaan membentuk senyawa-senyawa
organik, hasil reaksi ini semakin lama semakin semakin banyak dan berkumpul di
lautan sehingga terbentuklah campuran berbagai senyawa. Oleh Haldane disebut
senyawa sup yang kaya akan materi-materi, dalam lautan yang makin panas. Bahan
sup inilah yang merupakan bahan pembentuk protoplasma yang selanjutnya
membentuk sel oval. Sampai saat ini, belum ada seorang pun ilmuwan yang berhasil
memecahkan masalah bagaimana asal usul kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau
paham yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai masalah tersebut, tetapi semuanya
belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan (Jamila, 2005).
Stanley Miller bahwa terbentuknya
senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan
anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar
membentuk senyawa-senyawa organik kompleks. Stanley Miller mencoba
mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Dia
merancang sebuah alat yang dinamakan tabung miller. Miller memasukkan gas H2,
CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air
bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai
“halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran
listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa
organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa. Hasil
percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem
kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah
kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya
bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang
paling sederhana (Anonim, 2010)
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat Praktikum
1. Hari/Tanggal : Rabu,3 November
2010
2. Waktu
: 14.00-16.00 WITA
3. Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. 4
buah tabung reaksi
b. 1
buah rak tabung reaksi
c. 1 buah lampu spritus
d. 2 buah sumbat kayu
e. 1
buah penjepit
kayu
f. 1 buah aqua gelas
2. Bahan
a. Korek
api
b. 40 ml kaldu cair
c. 1 potong lilin
C. Prosedur Kerja
1. Mengisi
keempat tabung reaksi dengan kaldu
masing-masing 10 mL.
2. Tabung
I, menyumbat dengan sumbat kayu
dan menetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup dan tidak dipanaskan
3. Tabung
II, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spritus selama 10 menit, membiarkannya
terbuka (tanpa tutup)
4. Tabung
III, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spritus selama 10 menit, segera menututupnya
dengan sumbat kayu dan menetesi lilin
cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
5. Tabung
IV, membiarkannya tanpa memberi perlakuan apa-apa.
6. Meletakkan
semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan menyimpannya di atas meja
kerja, usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan
sumber panas lainnya.
7. Melakukan
pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama lima hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Keadaan keempat tabung
reaksi pada hari pertama,
Tabung
I Tabung II Tabung III Tabung IV
Keadaan keempat tabung
reaksi pada hari terakhir,
Tabung
I Tabung II Tabung III Tabung IV
Tabel pengamatan
Paraf
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabung IV
|
E
|
-
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
BU
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
|
BA
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
W
|
Bening
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
|
Tabung III
|
E
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
BU
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
BA
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
|
W
|
Keruh
|
Keruh
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
Bening
|
|
Tabung II
|
E
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
BU
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
BA
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
|
W
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
|
Tabung I
|
E
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
BU
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Bau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ü
|
|
W
|
Bening
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
Keruh
|
|
Hari ke-
|
0
Rabu
28-10-2010
|
I
Kamis
29-10-2010
|
II
Jumat
30-10-2010
|
III
Sabtu
31-10-2010
|
IV
Senin
02-11-2010
|
V
Selasa
03-11-2010
|
Pembahasan
1. Tabung
I
Pada
tabung I diberi perlakuan yaitu air Kaldu dimasukka ke dalam tabung reaksi
dipanaskan lalu ditutup dengan sumbat kayu,
lalu ditetesi lilin cair sela antar mulut tabung dan tutup. Pada hari petama
sampai hari terakhir pengamatan, air kaldu tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan maksudnya hanya warnanya pada hari ke-1 menjadi
keruh dan hari-hari selanjutnya tetap keruh. Begitu pada endapan, hari ke-0
tidak ada endapan dan hari-hari selanjutnya terdapat sedikit endapan.hal ini
disebabkan oleh air kaldu yang dipanaskan itu ditutup rapat. Ini membuktikan
bahwa dalam kaldu tersebut tidak terdapat mikroorganisme, karena miroorganisme
tersebut sudah mati saat dipanaskan. Selain itu tabung ditutup rapat dengan
sumbat kayu sehingga air kaldu tersebut tidak terkotaminasi dengan udara bebas
yang mengandung banyak mikroorganisme.
Pengamatan ini sesuai dengan
percobaan Lazarro Spallanzani dengan menggunakan lagi tabung dalam perlakuan
yang sama dimana setelah disimpan beberapa hari pada suhu kamar diperiksa
dengan mikroskop ternyata tidak ditemukan adanya mikroorganisme.
2. Tabung
II
Pada tabung II air kaldu dipanaskan
sampai mendidih dan tidak ditutup. Pada hari ke-0 sampai hari terakhir air kaldu
berwarna agak keruh. Walaupun awalnya mikroba dalam air kaldu sudah mati,
tetapi tidak ditutup sehingga air kaldu tersebut terkontaminasi bebas yang
mengandung banyak mikroba, sehingga mikroba tersebut berkembang biak walaupun
dalam jumlah yang sedikit, sehingga air kaldu menjadi keruh dan berbau.
3. Tabung
III
Pada
tabung III, air kaldu yang telah
dididihkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditutup rapat,
dan ditetesi lilin cair disekitar mulut tabung. Pada hari 0 dan 1 air kaldu
masih normal (keruh). Hal ini disebabkan karena mikroba yang berkembang biak
walaupun tidak begitu cepat karena tidak terkontaminasi dengan udara bebas.
Pada
pengamatan terakhir, keadaan air kaldu menjadi lebih keruh dibandingkan pada
hari kedua. Terdapat endapan dan berbau busuk. Hal ini disebabkan karena
mikroba ada pada air kaldu tersebut terus berkembang biak. Mengingat perlakuan
yang diberikan yaitu air kaldu tidak dipanaskan sehingga meskipun ditutup
mikroba dapat berkembang biak.
4. Tabung
IV
Pada tabung IV, air kaldu tidak
diberi perlakuan apa-apa. Yakni tidak dipanaskan dan tidak ditutup. Pada hari
ke-0, warna air kaldu masih normal (bening), begitupun baunya dan tidak ada
endapan. Perubahan air kaldu dapat diamati karena adanya kenampakan
mikroorganisme pada tabung. Seperti yang kita ketahui mikroorganisme berasal
dari mikroorganisme sebelumnya yang memang talah ada pada air kaldu.
Mikroorganisme ini awalnya sedikit, sehimgga air kaldu tampak bening. Namun,
karena organisme berkembang begitu cepat sehingga pada hari ke-1 perubahan itu
sangat jelas, yaitu air kaldu menjadi keruh, begitupun pada hari-hari
berikutnya.
Pada hari terakhir pengamatan,
terjadi perubahan yang amat sangat jelas. Warna kaldu lebih keruh, dan
menimbulkan yang lebih menyengat, serta terdapat
endapan. Hal ini dipengaruhi oleh air kaldu yang tidak dipanaskan sehingga
mikroba terus berkembang biak. Ditambah lagi tabung tersebut tidak ditutup
sehingga air tesebut terkontaminasi oleh udara bebas.
Dari pengamatan yang kami lakukan
tidak jauh beda dengan yang dilakukan oleh Lazarro Spallanzani. Dimana Lazarro
Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu
nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien yang dipanaskan
hingga suhu mencapai 15oC dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi
air nutrien kemudian dipanaskan mendidih (100oC) dan disumbat dengan
gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama 1 minggu. Hasil
percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air
kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi,
jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air
kaldu menjadi keruh dan berbau. Hal itu seperti halnya yang kami lakukan dimana
pada percobaan kami, 4 tabung yang masing-masing diberi perlakuan berbeda hasil
akhir yang kami peroleh yaitu tabung yang dibiarkan terbuka warnanya menjadi
keruh dan berbau, sedangkan tabung yang tertutup berwarna bening. Dari hasil
itu terbukti bahwa mikroorganisme berasal dari udara bebas dan dari
mikroorganisme lainnya yang sudah ada.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat
dapat disimpulkan, Mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya. Perubahan
warna pada air kaldu menjadi keruh disebabkan karena adanya mikroba/mikroorganisme.
Mikroorganisme pada air kaldu berasal dari mikroorganisme yang telah ada
sebelumnya dan mikroorganisme yang ada pada udara bebas. Dari percobaan yang
dilakukan maka percobaan Lazarro Spallanzani terbukti kebenarannya yaitu dari
percobaannya ia membuktikan bahwa mahluk hidup bukan berasal dari benda mati
melainkan mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya.
B. Saran
1. Untuk
laboratorium
Sebaiknya
alat-alat yang disediakan laboratorium diperhatikan, sehingga praktikan tidak
menggunakan alat yang kurang baik.
2. Untuk
praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian
mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita dalam mengoperasikan
alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan lab maupun
sarana dan prasarananya.
3. Untuk
asisten
Sebaiknya
asisten mendampingi kelompok yang kurang memahami percobaan yang dipraktikumkan
DAFTAR PUSTAKA
Annilasyiva. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://www.google.co.id.
Diakses pada tanggal
06 November 2010.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun
Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.
Jamila.
2005. Biologi Umum. Bandung: Ganesha.
Kimbal,
W John. 1993. Sains Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Pratiwi.
1999. Sains Biologi. Bandung:
Ganesha.
DAFTAR PUSTAKA
.
PERTANYAAN
1. Apakah yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas ?
2. Dari manakah
datangnya makhluk hidup yang terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
3. Perubahan kaldu
pda percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana
? Mengapa bisa terjadi demikian ?
4. Pada tabung yang
diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak
terjadi perubahan warna dan bau ?
5. Mungkinkah dari
bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul mahkluk hidup baru ?
6. Hasil percobaan
di atas dapatkan digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat
Generatio Spontanea ? Jelaskan !
JAWABAN DARI PERTANYAAN
1. Penyebab
terjadinya perubahan air kaldu yaitu karena tabung reaksi tersebut terbuka
sehingga kaldu terkontaminasi mikoba dari udara ke dalam air kaldu sehingga ada
bau busuk yang membuat adanya makhluk hidup.
2. Makhluk hidup
yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu adalah berasal dari pembusukan
akibat dari kontaminasi udara.
3. Perubahan yang
terjadi pada tabung I, II dan III yaitu :
a. Tabung I tidak
dipanaskan dan tidak ditutup sehingga mengandugng mikroba karena berkontaminasi langsung dengan
udara.
b. Tabung II tidak
dipanaskan tetapi ditutup namun masih ada aktifitas mikroba.
c. Tabung III
dipanaskan dan tidak ditutup, ada mikroba dari lingkungan yang mempengaruhi.
4. Tabung yang
tidak menglami perubahan warna adalah tabung IV yang dipanaskan dan ditutup,
karena pemanasan yang diberikan sehingga mikriba mati dan tabung itu ditutup
sehingga tidak bisa terkontaminasi dengan lingkungan.
5. Pada kaldu yang
tidak dipanaskan atau ditutup pada tabung I, kemungkinan terdapat makhluk hidup
baru karena adanya kontaminasi dari udara.
6. Percobaan yang
dilakukan sangat jelas dapat menyangkal pendapat teori generation spontanea
(Abiogenesis). Karena bertolak belakang dengan teorinya yang menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati yang secara spontan dapat muncul akibat
adanya gaya hidup.
D. Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan
kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah
dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biolgi, khususnya menjawab
pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”
E. Manfaat Pratikum
Memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa tentang langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para
ilmuwan dalam memecahkan masalah biologi
dan kebenaran dari teori para ilmuan.
didasari
atas pemikiran bahwa bahan organik merupakan dasar organisme yang pada mulanya
dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan energi.
Menurut teori Urey,konsep tersebut
dapat dijabarkan atas 4 fase,yaitu sebagai berikut:
fase 1.tersedianya molekul metan,amonia,hidrogen,dan uap
air yang sangat banyak didalam atmosfer.
fase 2.energi yang timbul dari aliran listrik halilintar
dan radiasi sinar-sinar kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi-reaksi
molekul-molekul metan,amonia,hidrogen dan uap air.
fase 3.terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
fase 4.zat hidup yang terbentuk berkembang dengan waktu
berjuta-juta tahun menjadi sejenis yang lebih kompleks.
No comments:
Post a Comment