LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Biologi Dasar, dengan judul “ Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim” disusun oleh:
Nama :
Reinhard Daenlangi
Nim :
101314030
Kelas/kelompok :
B/I
Jurusan :
Kimia Nonpendidikan
telah diperiksa dan
dikonsultasikan secara saksama oleh Asisten atau Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.
Makassar, Desember 2010
Koordinator Asisten Asisten
MUH. RISWAN RAMLI MAIPA DIA PATI
NIM:
081404038 NIM: 081404034
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
Dr. A. MU’NISA, S.Si, M.Si
NIP: 197205261998022001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa
organik yang dilakukan dalam laboratorium memerlukan suatu kondisi yang
ditentukan oeh beberapa faktor, yaitu suhu, tekanan, waktu, dan lain
sebagainya. Apabila suatu kondisi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
dibutuhkan, maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik. Tubuh merupakan
laboratorium yang sangat rumit, karena di dalamnya terjadi reaksi kimia yang
beraneka ragam. Penguraian zat makanan, penggunaan hasil uraian untuk
memperoleh energi, penggabungan kembali hasil uraian untuk memebentuk suatu
persediaan makanan dalam tubuh serta banyak reaksi lain yang apabila dilakukan
di dalam laboratorium atau in vitro membutuhkan keahlian khusus serta waktu
yang cukup lama, dan dapat berlangsung dengan baik di dalam tubuh tanpa
memrlukan suhu tinggi dan dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalamm tubuh ini
dimungkinkan karena adanya katalis yang disebut enzim.
Enzim merupakan protein yang berfungsi berfungsi
sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi.
Katalisator mempercepat reaksi kimia, walaupun katalisator ikut serta dalam
reaksi. Enzim merupakan kataisator protein ntuk reaksi-reaksi kimia pada sistem
bioogi. Sebagian besar reksi tersebut tidak bisa dikatalis oleh enzim. Seluruh
reaksi kimia yang terjadi di dalam sel memerlukan enzim. Enzim disintesis di
dalam sel namun tidak selamanya aktifitas enzim terjadi di dalam sel. Beberapa
reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respirasi, pertumbuha,
perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, dan lain sebagainya.
Enzim dalam tubuh hanya dapat bekerja jika
substratnya cocok, seperti halnya kunci dan anak kunci. Kerja enzim dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu, temperatur, suhu, konsentrasi enzim, Zat
penghambat, zat penggiat, dan konsentrasi substrat. Enzim juga memiliki standar
untuk bekerja secara optimum. Bila aktifitas enzim diukur oleh pH yang
berlainan, maka sebagian besar enzim di dalam tubuh akan menunjukkan aktifitas
optimum antara pH 5,0-9,0 kecuali beberapa enzim, misalnya pepsin (pH
optimum=2). hal tersebut disebabkan oleh:
1.
Pada pH rendah atau tinggi , enzim akan mengalami denaturasi.
2.
Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami
perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktifitas enzim.
Olehnya itu, untuk membuktikan hal tersebut maka
dilakukan suatu percobaan tentang bagaiman sebenarnya pegaruh pH terhadap kerja
atau aktifitas enzim.
B.
Tujuan
Praktikum
Untuk membuktikan pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim amilase.
C.
Manfaat
Praktikum
Setelah praktikum ini selesai praktikan diharapkan sudah mengetahui
pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim
merupakan protein dengan fungsi khusus, yaitu sebagai biokatalis yang berfungsi
untuk membantu proses metabolisme tubuh, seperti penguraian polisakarida,
pembakaran glukosa, penguraian protein, dan pembentukan senyawa penyususn sel.
Tubuh manusia memiliki suhu sekitar 370C yang merupakan suhu rendah
bagi berlangsungnya suatu reaksi, misalnya reaksi pembakaran glukosa yang tidak
mungkin berlangsung pada suhu tersebut. Akan tetapi, dengan adanya enzim reaksi
tersebut dapat berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa enzim memiliki kemampuan
untuk mengkatalisis suatu reaksi. Enzim mengkatalisis suatu reaksi dalam proses
metabolisme, yaitu dengan cara menurunkan energi aktivasi (Ea) yang
diperlukan untuk berlangsungnya reaksi tersebut (James, 1996).
Enzim dapat
ditemukan baik pada hewan maupun
pada tumbuhan. Salah satu enzim yang terdapat
pada tumbuhan adalah enzim
amilase. Nama lain dari enzim amilase adalah diastase.
Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase dihasilkan oleh
daun atau biji yang sedang berkecambah. Aktifitas amilase dipengaruhi oleh
garam-garam organik,
pH, suhu, dan cahaya. pH optimum dari amilase
menurut Hopkins, Cole, dan Green, adalah 4,5-4,7 (Tim pengajar, 2010).
Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel
memerlukan jasa enzim. Enzim disintesis di dalam sel, tapi aktivitasnya tidak
selalu di dalam sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara
lain respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis,
pencernaan, fiksasi nitrogen, pembentukan urine dan lain sebagainya (Kimball,
1983).
Enzim memiliki bagian protein yang tidak tahan panas
yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah
bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam
seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organik yang mengandung
logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya
tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif
seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian
vitamin (Anonim, 2010).
Menurut Anonim (2010), Ada dua cara kerja enzim , yautu
model kunci gembok dan induksi pas.
a.
Model kunci gembok
(block and key)
Enzim
dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat
berikatan dengan substrat . bagian tersebut disebut sisi aktif.
Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan
secara pas dengan sisi aktif enzim (gembok).
b.
Induksi pas (model
induced fit)
Pada model ini
sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan bentuk substratnya.
Menurut Kimball (1983), banyak faktor yang mempengaruhi
kerja enzim, diantaranya adalah:
1.
Temperatur
Dalam batas
tertentu, makin tinggi suhu akan mengakibatkan reaksi kimia yang dipengaruhi
oleh enzim akan berlangsung cepat, sebaliknya semakin rendah temperatur maka akan
semakin lambat reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim.
2.
Pengaruh pH
Konsentrasi
ion H+ atau pH suatu larutan sangatlah mempengaruhi aktivitas enzim,
ada enzim yag bekerja baik pada lingkungan asam atau pH-nya rendah.
3.
Pengaruh
konsentrasi enzim
Pengaruh
konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi kimia adalah berbanding lurus, yang
artinya semakin tinggi konsentrasi enzim maka akan semakin cepat reaksi kimia
berkangsung.
4.
Pengaruh hasil
akhir
Kecepatan
reaksi kimia pada permulaannya cepat, tetapi makin lama makin melemah karena
semakin menimbulnya hasil reaksi kimia yang berlangsung sehingga hasil akhir
dari suatu reaksi kimia yang disokong oleh enzim akan menghambat aktivitas
enzim itu sendiri.
5.
Pengaruh zat
penggiat
Beberapa jenis
zat, seperti ion kobalt, mangan, nikel, magnesium, klor, dan garam-garam dari
logam alkali tanah yang encer dapat menambah kegiatan suatu enzim atau suatu
kelompok enzim.
6.
Pengaruh zat
penghambat
Zat penghambat
kegiatan enzim misalnya, garam-garam dari logam berat seperti air raksa.
7.
Pengaruh
konsentrasi substrat
Terdapat
hubungan linear antara konsentrasi substrat dengan kegiatan enzim, artinya jika
faktor-faktor seperti pH, temperatur, dan kadar enzim tetap, serta konsentrasi
substratnya ditingkatkan maka pada hasil akhir dari suatu reaksi kimia juga
akan meningkat.
Tipe reaksi kimiawi yang dikatalisis oleh enzim merupakan
dasar bagi klasifikasi dan penamaan enzim. Sifat inilah yang membedakan satu
enzim dengan enzim lainnya. Bagi setiap enzim dianjurkan untuk pemberian dua nama,
yaitu nama biasa (nama kerja) dan nama sistematik. Nama biasa lebih pendek dan
lebih mudah digunakan, sedangkan nama sistematik dibentuk menurut aturan-aturan
yang pasti, memberikan petunjuk mengenai apa substratnyadan macam reaksi yang
dikatalisisnya, misalnya enzim eksokinase yang merupakan nama biasa heksose
fosfotransferase, yakni enzim yang menambahkan sebuah gugus fosfat pada glukosa
(Waluyo, 2005).
Menurut Anonim (2010), ada dua jenis inhibitor pada
enzim, yaitu:
1.
Inhibitor
kompetitif
Penghambatan
zat–zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat.
Dengan demikian baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing
untuk bersatu dengan sisi aktif enzim, jika zat penghambat lebih dulu berikatan
dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan
sisi aktif enzim.
2.
Inhibitor
nonkompetitif
Penghambatan
ini memilki substrat yang sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim-inhibitor,
karena sisi aktif enzim berubah.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Rabu / 08 Desember
2010
Waktu :
Pukul
13.20 sampai 15.00
WITA.
Tempat :
Labolaturium
Biologi FMIPA UNM lantai.
III sebelah
Barat
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a.
Tabung reaksi, 10 buah
b.
Pipet tetes, 1 buah
c.
Rak tabung reaksi, 1 buah
d.
Lampu spritus, 1 buah
e.
Klem kayu, 1 buah
f.
Gelas Ukur 10 ml, 1
buah
g.
Korek, 1 buah
2.
Bahan
a.
Ekstrak kecambah
kacang hijau
b.
Larutan amilum
c.
Larutan fehling A dan B
d.
HCl encer (10%)
e.
Larutan NaOH 1%
f.
Kertas pH / pH meter, 3 buah
C.
Prosedur
Kerja
1.
Pada tabung bagian 1: memasukkan amilum 2 tetes dalam 3
tabung reaksi (diberi label 1A,1B,1C), kemudian masing-masing tabung
ditambahkan ekstrak kecambah kacang hijau, kemudian mengukur pH-nya dengan
kertas pH. Setelah itu, menambahkan fehling A dan B, dan mengamati warna pada
tabung 1A setelah 5 menit, tabung 1B setelah 10 menit, dan tabung 1C setelah 15
menit, setelah itu memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
2.
Pada tabung bagian
2: memasukkan amilum 2 tetes dalam 3 tabung reaksi (diberi label 2A, 2B,
2C), kemudian masing-masing tabung ditambahkan ekstrak kecambah kacang hijau,
menambahkan larutan HCl, dan mengamati pH-nya. Setelah itu, menambahkan fehling
A dan B, kemudian mengamati warna pada tabung 2A setelah 5 menit, tabung 2B
setelah 10 menit, dan tabung 2C setelah 15 menit, setelah itu memanaskan dan
mengamati perubahan warnanya.
3.
Pada tabung bagian
3: memasukkan amilum 2 tetes dalam 3 tabung reaksi (diberi label 3A, 3B,
3C), kemudian masing-masing tabung ditambahkan ekstrak kecambah kacang hijau,
menambahkan larutan NaOH, dan mengamati pH-nya, kemudian menambahkan fehling A
dan B. Setelah itu, mengamati warna pada tabung 3A setelah 5 menit, tabung 3B
setelah 10 menit, dan tabung 3C setelah 15 menit, setelah itu memanaskan dan
mengamati perubahan warnanya.
4.
Pada tabung bagian
4: memasukkan amilum tetes, kemudian menambahkan fehling A dan B.
Setelah itu, memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1.
Perlakuan tabung
Tabung bagian
|
Perlakuan
|
I
|
Amilum 2 tetes →+
ekstrak kecambah kacang hijau→cek pH→+ Fehling A dan B→mengamati warna
setelah 5, 10, dan 15 menit→memanaskan→mengamati warna.
|
II
|
Amilum 2 tetes →+
ekstrak kecambah kacang hijau → + HCl→cek pH→+ Fehling A dan B→mengamati
warna setelah 5, 10, dan 15 menit→memanaskan→mengamati warna.
|
III
|
Amilum 2 tetes →+
ekstrak kecambah kacang hijau → + NaOH→cek pH→+ Fehling A dan B→mengamati
warna setelah 5, 10, dan 15
menit→memanaskan→mengamati warna.
|
IV
|
Amilum 2 tetes →+
Fehling A dan B→ memanaskan→mengamati warna.
|
2.
Hasil Percobaan
Tabung
|
pH
|
Perubahan warna
|
|
Penambahan F. A dan B
|
Dipanaskan
|
||
I
|
5
|
a. Biru
kehitaman
|
a. Biru
Kehijauan
|
b. Biru
kehitaman
|
b. Hijau Lumut
|
||
c. Biru
kehitaman
|
c. Hijau Lumut
|
||
II
|
4
|
a. Ungu Muda
|
a. Ungu
Kehitaman
|
b. Ungu Muda
|
b. Ungu
Kemerahan
|
||
c. Ungu tua
|
c. Merah Kehitaman
|
||
III
|
6
|
a. Biru Muda
Keruh
|
a. Biru Muda
Bening,
terdapat
endapan
|
b. Biru Muda
Keruh
|
b. Biru Muda
Bening,
terdapat
endapan
|
||
c. Biru Muda
Keruh
|
c. Biru Muda
Bening,
terdapat
endapan
|
||
IV
|
-
|
Biru tua
|
Biru
Kehijauan
|
B.
Pembahasan
1.
Tabung bagian 1
Tabung 1A, 1B, 1C diisi dengan amilum 2 tetes dan ekstrak kecambah.
Setelah itu, pH larutan dicek dengan menggunakan kertas pH
dan diperoleh pH yaitu 5, hal ini menandakan bahwa sifatnya asam. Setelah diberi
perlakuan yaitu ditambah dengan fehling A dan B warnanya semua larutan pada tabung bagian 1 berubah warna menjadi biru
kehitaman. Setelah dipanaskan dan diamati,
ternyata warnanya berubah. Dari ketiga tabung bagian 1
yaitu 1A menjadi biru kehijauan, tabung 1B dan 1C menjadi hijau lumut. Perbedaan warna tabung tersebut diduga karena kesalahan
praktikan dalam menambahkan amilum ataupun fehling A dan B.
2.
Tabung bagian 2
Tabung 2A, 2B, 2C diisi dengan amilum 2 tetes dan ekstrak kecambah dan larutan HCl. Setelah itu,
pH larutan dicek dengan menggunakan kertas
pH dan diperoleh pH yaitu 4, hal ini menandakan
bahwa sifatnya
asam. Setelah
larutan dicek pHnya, larutan kemudian ditambah dengan fehling A dan B lalu
diamati warnanya tabung 2A dan 2B
berwarna ungu muda, dan 2C berwarna ungu tua. Setelah itu dipanaskan dan ketiga larutan berubah warna yaitu tabung 2A berwarna
ungu kehitaman, 2B berwarna ungu kemerahan dan tabung 2C berwarna ungu
kehitaman. Perbedaan warna tabung tersebut diduga karena kesalahan praktikan
dalam menambahkan amilum atau fehling A dan B.
3.
Tabung
3A, 3B, 3C diisi dengan amilum 2 tetes dan ekstrak kecambah dan larUtan NaOH.
Setelah itu, pH larutan dicek dengan menggunakan kertas pH
dan diperoleh pH yaitu 6, hal ini menandakan bahwa sifatnya asam. Setelah larutan dicek
pHnya, larutan kemudian ditambah dengan fehling A dan B lalu diamati warnanya tabung 2A, 2B, 2C berwarna biru muda keruh. Setelah itu dipanaskan dan ketiga larutan berubah warna yaitu tabung 2A, 2B, 2C
berwarna biru muda bening dan terdapat endapan. Perubahan pH dari pH basa
menjadi pH asam diduga karena kesalahan dalam penambahan amilum, maupun NaOH.
4.
Tabung 4
Pada tabung 4 yaitu diisi dengan
amilum 2 tetes kemudian ditetesi
dengan larutan fehling A dan B,. Setelah ditetesi dengan fehling A dan B, kemudian
diamati warnanya dan diperoleh warnanya yaitu berwarna biru tua, setelah itu
dipanaskan dan berubah warna menjadi
biru kehijauan. Namun perubahan warnanya tidak berubah
menjadi warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut tidak
mengandung glukosa.
Pengaruh Ph terhadap aktivitas
enzim, bahwa aktivitas dari enzim dipengaruhi oleh Tingkat Keasaman (pH) dimana
enzim hanya dapat bekerja dalam suasana asam. Ada enzim yang bekerja maksimal
pada pH yang rendah atau lingkungan asam . Menurut teori Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada
enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara
optimal pada kondisi basa.
Pengaruh suhu atau temperatur
terhadap aktivitas enzim ialah bahwa dalam batas tertentu, makin tinggi suhu
maka mengakibatkan reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim akan berlangsung
cepat, sebaliknya semakin rendah suhu atau temperatur maka akan semakin lambat
reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim. Enzim tidak bekerja pada suhu 0oC, namun enzim tidak rusak,
bila suhu kembali normal maka enzim akan aktif kembali. Menurut teori, ada batas
maksimal pada suhu yang dibutuhkan enzim. Untuk hewan misalnya, batas
tertinggi suhu adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi
rusak. Sedangkan untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25oC.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hasil pengamatan membuktikan bahwa
aktivitas enzim amilase dipengaruhi oleh pH. Jika pH terlalu besar (bersifat
basa) atau terlalu kecil (bersifat asam), maka akan menyebabkan enzim rusak
atau tidak dapat bekerja secara optimal.
B. Saran
1.
Laboran
Sebaiknya
laboran lebih memperhatikan alat-alat praktikum yang akan digunakan oleh
praktikan agar percobaan yang
dilakukan dapat berjalan dengan lancer
karena pada praktikum yang kami lakukan ujung pipet tetes sudah tidak bagus.
2.
Asisten
Menurut saya cara K’ Maipa membimbing sudah baik dan
sesuai prosedur.
3.
Praktikan
Sebaiknya
praktikan melaksanakan praktikum dengan tertib dan tidak bermain-main serta tidak terlalu ribut,
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta tidak mengganggu praktikan yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Enzim.
http://www.crayonpedia.org/mw/Enzim_12.1. Diakses pada tanggal 11 Desember 2010.
James, R. 1996. Biochemistry
An Introduction. Dupuque IA: WCB.
Kimball, John W. 1983. Biology. Massachusetts: Addison-Wesley.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun
Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi
Umum. Malang: UMM Press.
LAMPIRAN
Jawaban
pertanyaan
1.
Apa guna larutan
Fehling A dan B ?
Jawab:
Larutan
Fehling A dan B digunakan untuk membuktikan bahwa suatu larutan mengandung
amilum, juga untuk menentukan apakah enzim amilase bekerja atau tidak. Apabila
enzim tersebut bekerja ditandai adanya perubahan warna. Larutan fehling A dan B
menghasilkan warna merah bata.
2.
Mengapa pada ekstrak
enzim dari biji perlu dicentrifuge?
Jawab:
Ekstrak
enzim dari biji perlu dicentrifuge untuk mendapatkan supernatan yang bening
serta untuk memisahkan dari ekstraknya.
No comments:
Post a Comment