PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam
pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Peranan
pendidikan dalam pembangunan, khususnya pembangunan sistem pendidikan nasional.
Di dalam bagian ini akan dikemukakan tiga hal
berturut-turut yaitu :
1. Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik
temunya.
2. Sumbangan pendidikan pada pembangunan
3. Pembangunan sistem pendidikan nasional
A. Esensi Pendidikan dan
Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya
diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya
diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada
pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.
Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya,
yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat
meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat
manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan
kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat
dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang
sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke
dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan
rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap
terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja.
Manusia sebagai sasaran pembangunan wujudnya
diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke keadaan “aktual”.
Potensi-potensi kebaikan yang perlu dikembangkan
aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima
kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran,
toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima,
melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain dan
seterusnya.
Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan
karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis
dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/
spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan
dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia
sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang
menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan
(pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat
dilihat pada beberapa segi :
(a) Segi sasaran
(b) Segi lingkungan
(c) Segi jenjang pendidikan
(d) Segi pembidangan kerja
atau sektor kehidupan
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan
kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh
serta bermoral tinggi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Terdiri dari :
1) Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih
berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
2) Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal),
peserta didik dibimbing, untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari
lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan non
formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Pendidikan dasar merupakan basic education yang
memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya
pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan
pendidikan menengah berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.
4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan
meliputi antara lain : bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan,
perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan
lain-lain.
C. Pembangunan Sistem
Pendidikan Nasional
Pada bagian ini akan dikemukakan dua hal, yaitu
:
1. Mengapa sistem pendidikan harus dibangun.
2. Wujud pembangunan sistem pendidikan
1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Adalah logis jika sistem pendidikan yang
merupakan sarana bagi manusia untuk mengantarkan dirinya menuju kepada
kesempurnaan itu juga perlu disempurnakan.
Sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar
manusia untuk menemukan jawaban atas teka-teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
Selanjutnya persoalan pendidikan juga dapat
dilihat sebagai persoalan nasional karena pendidikan berhubungan dengan masa
depan bangsa.
2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak
aspek yang satu sama lain bertalian erat, yaitu :
- Aspek filosofis dan keilmuan
- Aspek yuridis atau perundang-undangan
- Struktur
- Kurikulum yang meliputi materi, metodologi,
pendekatan, orientasi
a) Hubungan Antar Aspek-Aspek
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi
landasan bagi butir-butir yang lain, karena memberikan arah serta mewadahi
butir-butir yang lain. Artinya, struktur pendidikan, kurikulum, dan lain-lain
yang lain itu harus mengacu kepada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek
yuridis.
b) Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan
nasional pendidikan. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu paralel
dengan jiwa Pancasila. Filsafat Pancasila ini menggantikan secara total
falsafah pendidikan penjajah. Penjajah memfungsikan pendidikan sebagai sarana
untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil tetapi bersifat bergantung dan
loyal kepada penjajah.
Pendidikan yang sehat harus merupakan titik temu
antara “teori” dengan “praktek”, demikian kata J. H. Gunning, “Theorie zonder
praktijk is voor genieen, praktijk zonder theorie is voor gekken en schurken”.
Teori tanpa praktek hanya cocok bagi orang-orang pintar, sedangkan praktek
tanpa teori hanya terdapat para orang gila.
c) Aspek Yuridis
Kemajuan zaman menimbulkan kebutuhan-kebutuhan
baru, khususnya kebutuhan akan penyempurnaan sistem pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru tersebut. Jelasnya sistem pendidikan
perlu disempurnakan, dan tugas ini hanya dapat dilakukan dengan mendasarkan
diri pada Undang-Undang Pendidikan.
a) Isi UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SPN) lebih komprehensif, dalam arti bahwa UU No. 2 Tahun 1989 ini mencakup
semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
b) Sifat UU RI No. 2 Tahun 1989 lebih fleksibel dp. UU No. 4/1950 dan
UU No. 22/61. Fleksibilitas ini terlihat dalam hal-hal seperti :
(1) Masih memberi peluang untuk dilengkapi dengan peraturan-peraturan
pemerintah dan keputusan menteri.
(2) Adanya badan pertimbangan pendidikan nasional
(3) Adanya tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan
keluarga dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga pendidikan dapat mengarah
kepada keserasian pemenuhan tujuan negara di satu pihak dan kepentingan rakyat
banyak di pihak yang lain pada masa mendatang.
c) Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tidak hanya bersifat mengatur
(seperti UU Pendidikan yang lalu), tetapi juga memiliki kekuatan hukum yang
bersifat memaksa.
d) UU No. 2 Tahun 1989 lebih memperhatikan prospek masa depan.
d) Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan
berperan pada upaya pembenahan struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan
jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang
lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e) Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan.
Jika tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud
mungkin mengenai materinya, orientasinya, pendekatannya ataupun metodenya.
D. Pembangunan Nasional
1. Batasan
Pembangunan ekonomi berarti suatu proses
perubahan struktur produksi (pendapatan nasional) struktur penduduk dan mata
pencaharian (lapangan kerja) dan struktur lalu lintas barang, jasa dan modal
dalam hubungan internasional.
2. Tujuan (masyarakat masa depan)
Pembangunan nasional Indonesia pada akhirnya
harus bertujuan mencapai negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil
dan makmur berdasarkan Pancasila.
3. Strategi pelaksanaan
Strategi dasar pembangunan nasional Indonesia
selama kurang lebih 30 tahun, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
bertumpu pada pembangunan ekonomi yang terkait dengan pembangunan bidang-bidang
lainnya.
4. Karakteristik
Pembangunan nasional merupakan :
- Bentuk pengamalan Pancasila
- Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya
- Dilaksanakan secara berencana, menyeluruh,
terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut
- Pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat
- Trilogi pembangunan yaitu : pertumbuhan ekonomi,
pemerataan dan stabilitas sosial
5. Asas :
Terdiri dari
- Kemampuan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
- Manfaat
- Adil dan merata
- Keseimbangan, keserasian, keselarasan dalam
perikehidupan
- Mandiri
- Hukum
- IPTEK
6. Kedudukan Pembangunan Pendidikan
Mencakup 7 bidang yaitu :
- Bidang ekonomi
- Bidan kesejahteraan rakyat, pendidikan dan
kebudayaan
- Bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
- Bidang IPTEK
- Bidang hukum
- Bidang politik
- Bidang pertahanan dan keagamaan
Peranan pembangunan Nasional
1. Payung pembangunan pendidikan nasional yang berfungsi menjadi
salah satu pembatas lingkungan pembangunan pendidikan nasional, dan parameter
atau tolak ukur kontribusi keberhasilan fungsi pembangunan pendidikan nasional
terhadap pembangunan nasional.
2. Sumber yang memberikan masukan pada pembangunan pendidikan
nasional berupa hasil-hasil pembangunan seperti informasi, energi (tenaga),
bahan-bahan
KESIMPULAN
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Jika manusia
memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan
lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran
lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan sosial karena pembangunan
pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
- La Sulo, L. S dan Tirtarahardja, Umar, 2005,
Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
- Mudyahardjo, Redja, 2008, Pengantar Pendidikan,
Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di
Indonesia, Jakarta : Grafindo.
No comments:
Post a Comment