Wednesday, 21 May 2014

Contoh Makalah Penelitian eksperimen

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Banyak orang awam berpendapat bahwa penelitian dapat dikatakan bermutu jika dilaksanakan melalui eksperimen. Bermacam-macam pendekatan dalam penelitian dapat dikatakan bermutu asal dilaksanakan dengan benar, mengikuti prosedur yang ditentukan. Ciri-ciri kegiatan ilmiah adalah apabila kegiatan tersebut: (1) bertujuan, (2) sistematis, dan (3) dilaksanakan melalui prosedur yang sudah ditentukan, artinya benar secara formal dan material.  
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadap, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya akan membahas tentang penelitian eksperimen.
B.     Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
1.      Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen
2.      Mengetahui tujuan dilakukannya penelitian eksperimen
3.      Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian eksperimen


C.    Manfaat
1.      Mahasiswa mengetahui karakteristik penelitian eksperimen
2.      Mahasiswa mengetahui tujuan dilakukannya penelitian eksperimen
3.      Mahasiswa mengetahui manfaat dilakukannya penelitian eksperimen
















BAB 11
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian penelitian eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari "sesuatu" yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.
Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai "penelitian pura-pura" atau quasi experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan­-persyaratan seperti yang dikehendaki dapat terwujud.
B.     Karakteristik penelitian eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.




C.    Langkah- langkah kegiatan penelitian eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu:
 (1) Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
(2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
(3) Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
(4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; b) menentukan cara mengontrol; c) memilih rancangan penelitian yang tepat; d) menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian; e) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; f) membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; g) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
(5) Melaksanakan eksperimen.
 (6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabelyang telah ditentukan.
(8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
(9) Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
Disamping itu adapun secara singkat di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan  untuk mengontrol varians yaitu:
1.    Memaksimalkan varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian.
2.    Meminimalkan varians ekstra atau varians "variabel yang tidak diharapkan ­yang tidak menjadi titik perhatian dalam kegiatan eksperimen.
3.    Meminimal kesalahan-kesalahan: dalam memilih subjek, dalam melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut maka seyogianya
1.    Peneliti mengambil subjek penelitian secara random (dengan cara acak atau undian).
2.    Peneliti mengelompokkan subjek ke dalam kelompok pertama dan kedua secara random (acak, undian).
3.    Peneliti menentukan mana kelompok eksperimen dan mana kelompok pembanding juga secara random.
Jika peneliti tidak berhasil mengusahakan hal-hal yang dipersyaratkan seperti disebutkan maka penelitian eksperimennya tidak dapat dipandang sebagai eksperimen betul atau eksperimen murni. Jika tidak murni maka kegiatan yang dilakukan dinamakan penelitian pura-pura (quasi experiment).
Strategi dan langkah-langkah penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah penelitian pada umumnya, yaitu:
1.    Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan
2.    Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan.
3.    Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis, dan dukungan teori.
4.    Menyusun rencana eksperimen:
o    Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya akan mengganggu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana mengontrol variabel-variabel tersebut.
o    Memilih desain atau model eksperimen.
o    Memilih sampel yang representatif (merupakan wakil yang dapat dipercaya) dari subjek yang termasuk dalam populasi.
o    Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua kelompok, disusul dengan penentuan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
o    Memilih atau menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur hasil pemberian perlakuan.
o    Pembuat garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba instrumen dan eksperimen agar apabila sampai pada pelaksanaan, baik eksperimen maupun instrumen pengukur hasil sudah betul-betul sempurna.
o    Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik.
5.    Melaksanakan eksperimen.
6.    Memilih data sedemikian rupa sehingga yang terkumpul hanya data yang menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding.
7.    Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signifikansi agar dapat diketahui secara cermat bagaimana hasil dari kegiatan eksperimen.

D.    Rancangan Penelitian Eksperimen
Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
(1). Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a). Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
(2). Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a). Adanya kelompok kontrol.
b).Siswa ditarik secara ramdom dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c). Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a). Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)
b). Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (therandomized pretest-posttest control group design)
c). Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
d). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest – only control group design)
e). Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot group design, using)
(3). Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi—Experimental Design)
Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (therandomized posttest – only control group design, using matched subject).
b). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
c). Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counter balanced, using matched subject) .
d). Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
e). Rancangan faktorial (factorial design).

E.     Persyaratan dalam penelitian eksperimen

1.      Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen "seyogianya disingkirkan", sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.
2.      Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.
3.      Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
4.      Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena ­Hawthorne effectl dan atau John Henry effect.
F.     Model model penelitian eksperimen

1. Model pertama
Pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai post tes (02).
Secara umum model pertama dapat diskemakan seperti berikut:

Keterangan:
E = simbol untuk kelompok eksperimen
P = simbol untuk kelompok pembanding
Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara (01 - 02) pada kelompok eksperimen dengan (02- 01) pada kelompok pembanding.    
2. Model kedua
Pretest posttest control group design dengan dua macam perlakuan. Model ini merupakan perluasan dari model pertama. Jika pada model pertama perlakuan yang dieksperimenkan, hanya satu macam sehingga hanya ada sebuah kelompok eksperimen, pada model kedua ada dua macam perlakuan pada dua kelompok eksperimen. Dengan model ini peneliti ingin mengecek ada tidaknya pengaruh pretest terhadap posttest, atau dengan kata lain peneliti ingin mengecek ada tidaknya carry-over effect dan atau practice-effect dari adanya prestest.
Dengan menggunakan model kedua ini penelitian diharapkan dapat menunjukkan efektivitas perlakuan dengan lebih cermat.
Skema dari model kedua adalah sebagai berikut:

3. Model ketiga: Solomon four-group design
Model ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada model pertama. Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga perlakuan tetapi sebelumnya tidak diberi tes awal. Harapannya adalah hasil pengukuran akhir tidak dipengaruhi oleh tes awal. Dengan kata lain dengan model ini peneliti ingin mengecek pengaruh prestest terhadap posttest dengan meniadakan prestest pada salah satu kelompok.
Skema model ketiga adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh dari eksperimen dengan model ini dapat dianalisis untuk menentukan efek dari semua variabel yang terkait (program, tes awal, variabel yang diperkirakan mengganggu, dan sebagainya).
Contoh analisis:
Antara E1 dengan C­1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi dipertanyakan. adanya efek tes awal.
Antara E1 dengan E2 : dapat diketahui efek tes awal tetapi ada juga efek perlakuan.
Antara C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.
Antara C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.
Antara E1 dengan C2 : dapat diketahui efek tes awal sekaligus perlakuan.
Antara E2 dengan C2 : dapat diketahui efek perlakuan saja.

Model-model eksperimen yang tidak murni antara lain dikemukakan sebagai berikut:  
1.      Model pertama: One shot case study, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga tanpa tes awal. Skema dari model ini adalah sebagai berikut:


Dengan model ini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui efek dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh faktor lain.

2. Model kedua: One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih sempuma jika dibandingkan dengan model pertama karena sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.
Skema model kedua adalah:


3. Model ketiga: Posttest only control group design  Model ini sama dengan dua baris terakhir dari model Solomon. Penggunaan model ini didasari asumsi bahwa kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil melalui undian sudah betul-betul ekuivalen.
Skema model ini adalah:


















BAB 111
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari makalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yakni beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu:
(1)  Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang).
(2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
(3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian
 (4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
 (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
 (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi
B.     Saran

Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih memperdalam mempelajari penelitian eksperimen itu sendiri, agar dapat mengetahui subyek subyek atau langkah langkah yang harus di penuhi dalam penelitian eksperimen serta cara cara yang digunakan dalam penelitian eksperimen itu sendiri.






















DAFTAR PUSTAKA

Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar



No comments:

Post a Comment