BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Banyak orang awam berpendapat bahwa
penelitian dapat dikatakan bermutu jika dilaksanakan melalui eksperimen.
Bermacam-macam pendekatan dalam penelitian dapat dikatakan bermutu asal
dilaksanakan dengan benar, mengikuti prosedur yang ditentukan. Ciri-ciri kegiatan
ilmiah adalah apabila kegiatan tersebut: (1) bertujuan, (2) sistematis, dan (3)
dilaksanakan melalui prosedur yang sudah ditentukan, artinya benar secara
formal dan material.
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah
dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.Hasil penelitian tidak pernah
dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang
dihadap, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah
yang lebih besar. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya akan membahas
tentang penelitian eksperimen.
B.
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
1.
Mengetahui
karakteristik penelitian eksperimen
2.
Mengetahui
tujuan dilakukannya penelitian eksperimen
3.
Mengetahui
manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian eksperimen
C.
Manfaat
1.
Mahasiswa
mengetahui karakteristik penelitian eksperimen
2.
Mahasiswa
mengetahui tujuan dilakukannya penelitian eksperimen
3.
Mahasiswa
mengetahui manfaat dilakukannya penelitian eksperimen
BAB 11
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
penelitian eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode
penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada
latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah
studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau
mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan
sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau
lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya
dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan (Danim, 2OO2).
Penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
"sesuatu" yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain
penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima
perlakuan.
Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua
penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen
tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka
penelitian yang kedua ini dikenal sebagai "penelitian pura-pura" atau
quasi
experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang
dikatakan sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila
persyaratan-persyaratan seperti yang dikehendaki dapat terwujud.
B.
Karakteristik
penelitian eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik
penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi
eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan
menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya
kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan
variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi
hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu,
penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan
pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta
penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas
internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan
pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas
eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi
yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel
perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
C.
Langkah-
langkah kegiatan penelitian eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu:
(1)
Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
(2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan
masalah.
(3) Melakukan studi literatur dan beberapa
sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel,
dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
(4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya
mencakup kegiatan: a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan,
tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; b) menentukan
cara mengontrol; c) memilih rancangan penelitian yang tepat; d) menentukan
populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek
penelitian; e) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen; f) membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi
pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil
data yang diperlukan; g) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan
menentukan hipotesis.
(5) Melaksanakan eksperimen.
(6)
Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
(7) Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data
sesuai dengan vaniabelyang telah ditentukan.
(8) Menganalisis data dan melakukan tes
signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap
signifikasi hasilnya.
(9) Menginterpretasikan basil, perumusan
kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
Disamping itu adapun secara singkat
di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan untuk mengontrol
varians yaitu:
1.
Memaksimalkan varians yang
berhubungan dengan hipotesis penelitian.
2.
Meminimalkan varians ekstra atau
varians "variabel yang tidak diharapkan yang tidak menjadi titik
perhatian dalam kegiatan eksperimen.
3.
Meminimal kesalahan-kesalahan:
dalam memilih subjek, dalam melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil.
Untuk menghindari
kesalahan-kesalahan tersebut maka seyogianya
1.
Peneliti mengambil subjek
penelitian secara random (dengan cara acak atau undian).
2.
Peneliti mengelompokkan subjek ke
dalam kelompok pertama dan kedua secara random (acak, undian).
3.
Peneliti menentukan mana kelompok
eksperimen dan mana kelompok pembanding juga secara random.
Jika peneliti tidak berhasil
mengusahakan hal-hal yang dipersyaratkan seperti disebutkan maka penelitian
eksperimennya tidak dapat dipandang sebagai eksperimen betul atau eksperimen
murni. Jika tidak murni maka kegiatan yang dilakukan dinamakan penelitian
pura-pura (quasi experiment).
Strategi dan langkah-langkah
penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah
penelitian pada umumnya, yaitu:
1.
Calon peneliti mengadakan studi
literatur untuk menemukan permasalahan
2.
Mengadakan identifikasi dan
merumuskan permasalahan.
3.
Merumuskan batasan istilah,
pembatasan variabel, hipotesis, dan dukungan teori.
4.
Menyusun rencana eksperimen:
o
Mengidentifikasikan semua variabel
non eksperimen yang sekiranya akan mengganggu hasil eksperimen dan menentukan
bagaimana mengontrol variabel-variabel tersebut.
o
Memilih desain atau model
eksperimen.
o
Memilih sampel yang representatif
(merupakan wakil yang dapat dipercaya) dari subjek yang termasuk dalam
populasi.
o
Menggolongkan wakil subjek ke dalam
dua kelompok, disusul dengan penentuan kelompok eksperimen dan kelompok
pembanding.
o
Memilih atau menyusun instrumen
yang tepat untuk mengukur hasil pemberian perlakuan.
o
Pembuat garis besar prosedur
pengumpulan data dan melakukan uji coba instrumen dan eksperimen agar apabila
sampai pada pelaksanaan, baik eksperimen maupun instrumen pengukur hasil
sudah betul-betul sempurna.
o
Merumuskan hipotesis nol atau
hipotesis statistik.
5.
Melaksanakan eksperimen.
6.
Memilih data sedemikian rupa
sehingga yang terkumpul hanya data yang menggambarkan hasil murni dari kelompok
eksperimen maupun kelompok pembanding.
7.
Menggunakan teknik yang tepat untuk
menguji signifikansi agar dapat diketahui secara cermat bagaimana hasil dari
kegiatan eksperimen.
D.
Rancangan
Penelitian Eksperimen
Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian
eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
(1). Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan pra-eksperirnental yang sederhana ini
berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian.
Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a). Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case
study)
b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the
one group pretest posttest)
c). Perbandingan kelompok statis (the static
group comparison design)
(2). Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga
karakteristik, yaitu:
a). Adanya kelompok kontrol.
b).Siswa ditarik secara ramdom dan ditandai untuk
masing-masing kelompok.
c). Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok.
Dua rancangan eksperimen
secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a). Rancangan secara acak dengan tes akhir dan
kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)
b). Rancangan secara acak dengan tes awal dan
tes akhir dengan kelompok kontrol (therandomized pretest-posttest control group
design)
c). Empat kelompok solomon (the randomized
solomon four group design)
d). Rancangan secara acak dengan pemasangan
subjek melalui tes tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest –
only control group design)
e). Rancangan secara acak dengan pemasangan
subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized pretest
– posttest cont rot group design, using)
(3). Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu
(Quasi—Experimental Design)
Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki
kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap
bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen
semu), yaitu:
a). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui
tes akhir dan kelompok kontrol (therandomized posttest – only control group design,
using matched subject).
b). Rancangan dengan pemasangan subjek melalui
tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (the randomnized posttest – only
control group design, using matched subject),
c). Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh
imbangan (a three treatment counter balanced, using matched subject) .
d). Rancangan rangkaian waktu (a basic
time-series design)
e). Rancangan faktorial (factorial design).
E.
Persyaratan
dalam penelitian eksperimen
1.
Kondisi-kondisi yang ada di sekitar
atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen
"seyogianya disingkirkan", sehingga apabila perlakuan selesai dan
ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding
maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.
2.
Terdapat kelompok yang tidak diberi
perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi
perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan.
Perbedaan hasil akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok
eksperimen.
3.
Sebelum dilaksanakan eksperimen
dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil
akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
4.
Apabila penelitian eksperimen
dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa anggota kelompok eksperimen maupun
kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil
eksperimen tidak terkena Hawthorne effectl dan atau John Henry
effect.
F.
Model
model penelitian eksperimen
1.
Model pertama
Pretest-posttest
control group design dengan satu macam perlakuan. Di
dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau
pretest untuk mengukur kondisi awal (01). Selanjutnya pada kelompok
eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi.
Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai post tes (02).
Secara
umum model pertama dapat diskemakan seperti berikut:
Keterangan:
E = simbol untuk kelompok
eksperimen
P = simbol untuk kelompok
pembanding
Dengan skema seperti tergambar
dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara
(01 - 02) pada kelompok eksperimen dengan (02-
01) pada kelompok pembanding.
2. Model kedua
Pretest posttest control group
design dengan dua macam perlakuan. Model
ini merupakan perluasan dari model pertama. Jika pada model pertama perlakuan
yang dieksperimenkan, hanya satu macam sehingga hanya ada sebuah kelompok
eksperimen, pada model kedua ada dua macam perlakuan pada dua kelompok
eksperimen. Dengan model ini peneliti ingin mengecek ada tidaknya pengaruh pretest
terhadap posttest, atau dengan kata lain peneliti ingin mengecek ada
tidaknya carry-over effect dan atau practice-effect dari adanya prestest.
Dengan menggunakan model kedua ini
penelitian diharapkan dapat menunjukkan efektivitas perlakuan dengan lebih
cermat.
Skema
dari model kedua adalah sebagai berikut:
3. Model ketiga: Solomon four-group
design
Model
ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada model pertama.
Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga perlakuan tetapi
sebelumnya tidak diberi tes awal. Harapannya adalah hasil pengukuran akhir
tidak dipengaruhi oleh tes awal. Dengan kata lain dengan model ini peneliti
ingin mengecek pengaruh prestest terhadap posttest dengan meniadakan prestest
pada salah satu kelompok.
Skema
model ketiga adalah sebagai berikut:
Skor
yang diperoleh dari eksperimen dengan model ini dapat dianalisis untuk
menentukan efek dari semua variabel yang terkait (program, tes awal, variabel
yang diperkirakan mengganggu, dan sebagainya).
Contoh
analisis:
Antara
E1 dengan C1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi
dipertanyakan. adanya efek tes awal.
Antara
E1 dengan E2 : dapat diketahui efek tes awal tetapi ada
juga efek perlakuan.
Antara
C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal
dengan efek perlakuan.
Antara
C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal
dengan efek perlakuan.
Antara
E1 dengan C2 : dapat diketahui efek tes awal sekaligus
perlakuan.
Antara
E2 dengan C2 : dapat diketahui efek perlakuan saja.
Model-model
eksperimen yang tidak murni antara lain dikemukakan sebagai berikut:
1.
Model pertama: One shot case study, yaitu
sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga
tanpa tes awal. Skema dari model ini adalah sebagai berikut:
Dengan
model ini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui efek dari
perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh faktor lain.
2.
Model kedua: One group pretest posttest design yaitu
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
Model ini lebih sempuma jika dibandingkan dengan model pertama karena sudah
menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui
dengan pasti.
Skema
model kedua adalah:
3.
Model ketiga: Posttest only control group design
Model ini sama dengan dua baris terakhir dari model Solomon. Penggunaan model
ini didasari asumsi bahwa kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang
diambil melalui undian sudah betul-betul ekuivalen.
Skema
model ini adalah:
BAB 111
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah yang telah dijelaskan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan yakni beberapa karakteristik penelitian eksperimental,
yaitu:
(1) Variabel-veniabel
penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (rambang).
(2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar
(base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
(3) Penelitian ini memusatkan diri pada
pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan
dengan hipotesis penelitian
(4)
Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan
penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang
dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
(5)
Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
(6)
Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang
secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi
B.
Saran
Diharapkan
kepada mahasiswa agar lebih memperdalam mempelajari penelitian eksperimen itu
sendiri, agar dapat mengetahui subyek subyek atau langkah langkah yang harus di
penuhi dalam penelitian eksperimen serta cara cara yang digunakan dalam
penelitian eksperimen itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian
Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
No comments:
Post a Comment